Pages - Menu

Republic Aeng Aeng The Soul Of Nation

Alangkah Aeng Aengnya Bangsakoe

Prissoner Of Life

Kebenaran terkadang berakhir pada penjara, tetapi kebenaran itu sendiri tidak akan pernah terpenjara

Ganteng yak

Makin boonk makin mancung kayak orng Amrik

Eh... Kenapa Malu Mr SBYe

MAlu nih anak buahku banyak yang masuk penjara karena Korupsi duit rakyat

Save Our Gold

Jangan gadaikan Bangsa ini hanya untuk kepentingan Kapitalis Barat .

Tampilkan postingan dengan label Cerita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerita. Tampilkan semua postingan

Senin, 01 Oktober 2012

Seniman Kaligrafi Terakhir

Judul Buku     : Seniman Kaligrafi Terakhir
Pengarang      : Yasmin Ghata
Penerbit          : PT SERAMBI ILMU SEMESTA
Tahun Terbit  : 2004J
umlah Halaman: 179 


             Aku meninggal 26 April 1986 pada usia 83 tahun. Ketika itu Istambul sedang merayakan pesta di Emirgan . kematianku itu dilaporkan pagi itu juga oleh putraku. Nedim, ke kantor catatan sipil Bevierbey , dosa  yang seolah-olah duduk bersila diperbukitan pantai Asia Selat Bosphorus. Kepergianku tanpa basa basi sama seperti hidupku. Tak sedikitpun kematian membuatku takut, kematian hanya kejam terhada mereka yang takut kepadanya taka ada jeritan ataupun tangisan Kematianku selembut pucuk panda air yang dicelupkan ke dalam empat tinta, lebih cepat daripada tinta diserap kertas.  Demikianlah kata Rikkaf seniman kaligrafi Usman. Dengan suara mengalun antara kegelapan dan cahaya. Ketika ia mulai menulis kisah hidupnya. Pada tahun 1926 sebagai seorang gadis remaja ia sudah tahu bahwa tak sesuatupun dapat memalingkannya dari seni kaligrafi. Namun pada tahun yang sama,  Republik Turki memutuskan hubungan dengan Islam dan secara berangsur-angsur menghapuskan bahsa dan tulisan arab.dan menggantikannya dengan versi abjad  latin yang telah disesuaikan.Sebagai hamba Allah dan Periyan Sultan para juru tulis dipecat dan seklolah mereka diterantarkan. Di salah satu sekolah itu , si empu kaligrafi dua seeim bertema dengan Rikkza gadis yang bertugas menyediakan kertas dan kalam tajam kepada para seniman tua yang diremehkan oleh rezim baru, peristiwa bunuh diri seiim mengukir kesepakatan abadi anatara sang murid dan seni kaligrafi. Sebelum meninggal Seiim telah mewariskan kotak pena dan tinta emasnya kepada Rikkat. dan ia akan memberinya lebih banyak lagi selama kunjungan-kunjungannya yang lucu dan dari balik liang kubur.        
              Namun kecintaanya kepada kaligrafi menguasai Rikkaf dan sekaligus merampas nyaris segala yang dimilikinyakehidupannya sebagai istri  dan ibu hanyalah serangkaian perpisahan dan perlantaran perasaaanya senantiasa dicurahkan ke dalam kegiatan menulisseraya menyusupkan emosi ke dalam hiasan-hiasan huruf. sehingga menjadikannya seni abadi itu lebih manusiawi dan modern, suami member kami sebuah rumah sederhana yang terletak di sebelah bawah tempat tinggal keluarga. dahulu tempat itu didiami penjaga tanah milik kami dan kini menjadi gudang untuk menaruh mebel, peralatan dan bahan-bahan untuk mengail.   
            Suamiku tidak mengetahui pemberitaanku. sikapnya sama seperti ketikqa ia melihat kapal Soulet yang datang dari Laut Hitam .Ia membalikkan badan begitu mereka lewat di bawah jendela kami. kenangan membaur dalam kegelapan dalam keadaan amat galau. masa lalu kembali dalam kenanganku secara tak beraturan tanpamaku kuasa mencegahnya, mengapa pula aku harus merasakannyaketika saat-saat yang membahagiakan muncul lagi dipermukaan? khususnya masa awalku sebagai dosen di Akademi Kesenian, usiaku 30 tahun, 30 juga  jumlah murid di kelasku, kuliah pertama ku berikan pada bulan September antara sengatan hawa musim panas  dan kelembutan-kelembutan musim gugur.Pada suatu pagi Seiim tua menggantung diri dangn sorban hijau yang biasanya dililitkan di seputar pecinya. ia telah memilih cara yang jitu dengan menggunakan tangkai besi yang dipegang di jendela, pada wajahnya tak terlihat sedikitpun rasa karena tercekik. 

cuii alun sama berat dengan jelaga
empedu dua kali lipat kau tambah
getah tiga kali kau guna dan kekuatan tanganmu kau kerah 

Kata-kataku begitu membingungkan mereka sehingga mereka harus merunding dulu sebelum membuat keputusan. Satu-satunyta hal yangb mencemari kebahagiaanku adalah omongan suamiku yang mendesakku ketika sedang membereskan barang-barangnya . 
          Aku terkejut menemukan bungkusan yang ditujukan kepadaku. Dengan menggabungkan dunia kegiatan menulis yang kurang dikarenakan wilayah yang serba aneh dan mistik dengan Turki kontemporer yang terbuka akan pengaruh barat. Yasmin Ghata menulis sebuah roman perdana yang sekaligus klasik dan penuh ilham. ia lahir di Perancis tahun 1975, ia belajar sejarah Kesenian Islam sebelum bekerja sebagai pakar seni. Ia meninggal karena sesak nafas walaupun Nedim telah berupaya keras  dan menyulap pipa  sehingga pipa shisha rokokku menjadi selang oksigen agar ia tidak perlu ke rumah sakit. Seniman kaligfafi meninggal ketika mereka tidak dapat lagi mempercayai Tuhan. Koleksi kaligrafiku serta perasaanku telah ku wariskan kepada kebudayaan Republik Turki. Batu nisanku diukir dengan mewah, prasasti yang dikarang oleh Muhsin memuji-muji kesalehan dan bakatku sebagai seniman kaligrafi. Ia lupa menyebutkan kekuatan tanganku, kegigihannya menyelesaikan karya yang terbangun , terkadang tanganku mengeluh karena dilupakan, pujianku tidak berhasil menghiburnya, maka ia tidur lagi sambil menggerutu dengan kata-kata yang tidak dapat dimengerti, pena terjatuh dari tanganku, sebagai orang yang sudah mati untuk apa terus mendiskripsikan ketiadaaan, kekosongan dan kesenyapan. Bagaimana nasib setelah aku tidak ada. Tahun-tahun berlalu dan peralatan kerjaku semakin menolak tanganku, aku terlihat tua bagi mereka terlalu lanjut usia untuk memiliki mereka. 
             Ketika aku menggambar dengan orang ke kanan ibu jariku menghancurkannya menjadi abu, semua lumat begitu saja bersentuhan dengan jemariku. Aku kehilanagan iman gara-gara melanggar aturan, aku tidak takut lagi baik kepada Tuhan maupun kematian. Ornamen adalah tujuanhidupku garis-garis lengkung ynag ku buat menggambarkan motif geometris. hanya aku yang mengetahui rahasia. Gambar abstrak ,jangka yang terbuat sikat 

Tidak Hilang Sebuah Nama

Judul Buku              : Tidak Hilang Sebuah 
Nama Pengarang : Galang Lufityanto 
Penerbit                 : PT Era Adicitra Intermedia 
Tahun Terbit           : 2002
Jumlah Halaman  : XIII + 117


Di malam hari yang gelap disertai hujan deras, seorang gadis memandangi hujan di balik jendela kamar apartemennya yang terletak di gang di samping Albert Street. Hujan yang tiada henti yang membasahi bumi dan membuat hitamnya aspal menjadi semakin hitam. Rintik air hujan menimpa  tenda plastic café di pinggir jalan. Satu dua orang yang duduk di sana tanpa sadar terbawa suasana. Mendung Melbourne menularkan mendung di wajah mereka.Angin malam bertiup kencang dari ujung gang kecil hingga puncak gedung bertingkat menendang kaleng menuman kosong hingga menggelinding di sepanjang jalan yang menimbulkansuara yang membuat orang-orang membayangkan sesuatau yang benar-benar buruk tengah terjadi di malam yang sepi. Seorang gelandangan mencoba menghindari dari serangan hujan. Di belakang Restoran China angin malam membuat tulang-tulang menyelisip dan membuat orang lanjut usia mengeluh.Bila malam hari perempatan Albert Street ramai dilewati kendaraan banyak orang yang mengunjungi River God Fountain. Tak peduli dinginnya udara hari itu dan mereka tampak lucu menggembungkan seperti bola footy dalam balutan jaket tebal mereka.  Pukul setengah sembilan malam yang ditunggu belum datang. Tiga puluh menit setelah menutup tirai jendela , gadis itu pun kemudian duduk dan tangannya meremas-remas kulit sofa, rasa sedih yang terus menghantuinya.Si gadis beranjak dari kursi, melintasi ruang tamu yang melewati vas bunga dan deloin setengah kayu di samping pintu. Sepeuluh menit menjelang jam sepuluh tepat. Orang yang ditunggunya telah sampai, gadis itu tersenyum kecut seperti novel karangan Jackie Callins. Gadis itu dilepaskan beban punggungnya pada sandaran sofa yang empuk dan tubuhnya seperti melesak di dalamnya.Setelah sampai di depan apartemennya, wanita itu turun dari mobil. “Terimakasih”. Ucap wanita itu malu-malu sambil mencari pandangan kepada laki-laki itu dan mukanya merah ketika ia tahu lelaki itu juga memperhatikannya. Dengan perasaan yang berbunga-bunga waita itu menyusuri koridor bangunan apartemennya. Disapa semua orang yang ditemuinya. Ia membuat orang yang hendak bersipa tidur menjadi binggung melihat tingkah keanehan wanita itu. Ia menaiki tangga kayu yang sudah tua yang berderak sebagai alunan music yang mengiringi jantungnya yang tengah menari kegiarangan. Beberapa saatb kemudian ia tiba di pintu apartemennya. Ia langsung membuka pintu dan langsung berkata , “ Aku pulang”. Wanita itu ceria kemudian mengeluarkan barang yang ada di tas kertasnya. Ia membeli banyak barang mulai dari makanan kering. Majalah Dolly hingga bunga dan delion yang masih segar. Ia bercerita  tentang lelaki tampan itu dengan semangat. Dan wanita buruk rupa itutidak menjawab dan meresponnya. Tak lama kemudianwanita itu menjerit kesakitan. Serangan kedua tangan mengenai wajah bagian kanan. Si Gadis itu menekan pisau seperti menyentuh tulang pipinya dan wanita itu tak sadarkan diri Castor dan pollu-pollu adalah anak kembar yang terkenal dalam mitologi Yunani. Mereka sering disebut Dios Curl walaupun mereka dikatakan sebagai anak Tyndareus, Raja Sparta. Namun orang percaya bahwa hanya Castor saja  yang betul-betul putra Tyndareus. Sedangkan ayah Poluu-pollu yang sebenarnya adalah Zeus, raja para dewa yang menguasai angin dan gelombang. Castor dapat meninggal dunia sedangkan Pollu-pollu yang merupakan putra dewa dan castor terbunuh dalam suatu pertempuran Pollu-pollu merasa kehilangan

Minggu, 30 September 2012

Legenda Keong Emas

Raja Kertamarta adalah raja dari Kerajaan Daha. Raja mempunyai 2 orang putri, namanya Dewi Galuh dan Candra Kirana yang cantik dan baik. Candra kirana sudah ditunangkan oleh putra mahkota Kerajaan Kahuripan yaitu Raden Inu Kertapati yang baik dan bijaksana.
Tapi saudara kandung Candra Kirana yaitu Galuh Ajeng sangat iri pada Candra kirana, karena Galuh Ajeng menaruh hati pada Raden Inu kemudian Galuh Ajeng menemui nenek sihir untuk mengutuk candra kirana. Dia juga memfitnahnya sehingga candra kirana diusir dari Istana ketika candra kirana berjalan menyusuri pantai, nenek sihirpun muncul dan menyihirnya menjadi keong emas dan membuangnya kelaut. Tapi sihirnya akan hilang bila keong emas berjumpa dengan tunangannya.
Suatu hari seorang nenek sedang mencari ikan dengan jala, dan keong emas terangkut. Keong Emas dibawanya pulang dan ditaruh di tempayan. Besoknya nenek itu mencari ikan lagi dilaut tetapi tak seekorpun didapat. Tapi ketika ia sampai digubuknya ia kaget karena sudah tersedia masakan yang enak-enak. Sinenek bertanya-tanya siapa yang memgirim masakan ini
Begitu pula hari-hari berikutnya sinenek menjalani kejadian serupa, keesokan paginya nenek pura-pura kelaut ia mengintip apa yang terjadi, ternyata keong emas berubah menjadi gadis cantik langsung memasak, kemudian nenek menegurnya ” siapa gerangan kamu putri yang cantik ? ” Aku adalah putri kerajaan Daha yang disihir menjadi keong emas oleh saudaraku karena ia iri kepadaku ” kata keong emas, kemudian candra kirana berubah kembali menjadi keong emas. Nenek itu tertegun melihatnya.
            Sementara pangeran Inu Kertapati tak mau diam saja ketika tahu candra kirana menghilang. Iapun mencarinya dengan cara menyamar menjadi rakyat biasa. Nenek sihirpun akhirnya tahu dan mengubah dirinya menjadi gagak untuk mencelakakan Raden Inu Kertapati. Raden Inu Kertapati Kaget sekali melihat burung gagak yang bisa berbicara dan mengetahui tujuannya. Ia menganggap burung gagak itu sakti dan menurutinya padahal raden Inu diberikan arah yang salah. Diperjalanan Raden Inu bertemu dengan seorang kakek yang sedang kelaparan, diberinya kakek itu makan. Ternyata kakek adalah orang sakti yang baik Ia menolong Raden Inu dari burung gagak itu.
Kakek itu memukul burung gagak dengan tongkatnya, dan burung itu menjadi asap. Akhirnya Raden Inu diberitahu dimana Candra Kirana berada, disuruhnya raden itu pergi kedesa dadapan. Setelah berjalan berhari-hari sampailah ia kedesa Dadapan Ia menghampiri sebuah gubuk yang dilihatnya untuk meminta seteguk air karena perbekalannya sudah habis. Tapi ternyata ia sangat terkejut, karena dari balik jendela ia melihatnya tunangannya sedang memasak. Akhirnya sihirnya pun hilang karena perjumpaan dengan Raden Inu. Tetapi pada saat itu muncul nenek pemilik gubuk itu dan putri Candra Kirana memperkenalkan Raden Inu pada nenek. Akhirnya Raden Inu memboyong tunangannya keistana, dan Candra Kirana menceritakan perbuatan Galuh Ajeng pada Baginda Kertamarta.
Baginda minta maaf kepada Candra Kirana dan sebaliknya. Galuh Ajeng mendapat hukuman yang setimpal. Karena takut Galuh Ajeng melarikan diri kehutan, kemudian ia terperosok dan jatuh kedalam jurang. Akhirnya pernikahan Candra kirana dan Raden Inu Kertapatipun berlangsung. Mereka memboyong nenek dadapan yang baik hati itu ke istana dan mereka hidup bahagia.

Sabtu, 29 September 2012

Legenda Sangkuriang



Pada jaman dahulu, di Jawa Barat hiduplah seorang putri raja yang bernama Dayang Sumbi. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Sangkuriang. Anak tersebut sangat gemar berburu di dalam hutan. Setiap berburu, dia selalu ditemani oleh seekor anjing kesayangannya yang bernama Tumang. Tumang sebenarnya adalah titisan dewa, dan juga bapak kandung Sangkuriang, tetapi Sangkuriang tidak tahu hal itu dan ibunya memang sengaja merahasiakannya.
            Pada suatu hari, seperti biasanya Sangkuriang pergi ke hutan untuk berburu. Setelah sesampainya di hutan, Sangkuriang mulai mencari buruan. Dia melihat ada seekor burung yang sedang bertengger di dahan, lalu tanpa berpikir panjang Sangkuriang langsung menembaknya, dan tepat mengenai sasaran. Sangkuriang lalu memerintah Tumang untuk mengejar buruannya tadi, tetapi si Tumang diam saja dan tidak mau mengikuti perintah Sangkuriang. Karena sangat jengkel pada Tumang, maka Sangkuriang lalu mengusir Tumang dan tidak diijinkan pulang ke rumah bersamanya lagi.
            Sesampainya di rumah, Sangkuriang menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya. Begitu mendengar cerita dari anaknya, Dayang Sumbi sangat marah. Diambilnya sendok nasi, dan dipukulkan ke kepala Sangkuriang. Karena merasa kecewa dengan perlakuan ibunya, maka Sangkuriang memutuskan untuk pergi mengembara, dan meninggalkan rumahnya. 
            Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali perbuatannya. Ia berdoa setiap hari, dan meminta agar suatu hari dapat bertemu dengan anaknya kembali. Karena kesungguhan dari doa Dayang Sumbi tersebut, maka Dewa memberinya sebuah hadiah berupa kecantikan abadi dan usia muda selamanya.
            Setelah bertahun-tahun lamanya Sangkuriang mengembara, akhirnya ia berniat untuk pulang ke kampung halamannya. Sesampainya di sana, dia sangat terkejut sekali, karena kampung halamannya sudah berubah total. Rasa senang Sangkuriang tersebut bertambah ketika saat di tengah jalan bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik jelita, yang tidak lain adalah Dayang Sumbi. Karena terpesona dengan kecantikan wanita tersebut, maka Sangkuriang langsung melamarnya. Akhirnya lamaran Sangkuriang diterima oleh Dayang Sumbi, dan sepakat akan menikah di waktu dekat. Pada suatu hari, Sangkuriang meminta ijin calon istrinya untuk berburu di hatan. Sebelum berangkat, ia meminta Dayang Sumbi untuk mengencangkan dan merapikan ikat kapalanya. Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi, karena pada saat dia merapikan ikat kepala Sangkuriang, Ia melihat ada bekas luka. Bekas luka tersebut mirip dengan bekas luka anaknya. Setelah bertanya kepada Sangkuriang tentang penyebab lukanya itu, Dayang Sumbi bertambah tekejut, karena ternyata benar bahwa calon suaminya tersebut adalah anaknya sendiri.
            Dayang Sumbi sangat bingung sekali, karena dia tidak mungkin menikah dengan anaknya sendiri. Setelah Sangkuriang pulang berburu, Dayang Sumbi mencoba berbicara kepada Sangkuriang, supaya Sangkuriang membatalkan rencana pernikahan mereka. Permintaan Dayang Sumbi tersebut tidak disetujui Sangkuriang, dan hanya dianggap angin lalu saja.
            Setiap hari Dayang Sumbi berpikir bagaimana cara agar pernikahan mereka tidak pernah terjadi. Setelah berpikir keras, akhirnya Dayang Sumbi menemukan cara terbaik. Dia mengajukan dua buah syarat kepada Sangkuriang. Apabila Sangkuriang dapat memenuhi kedua syarat tersebut, maka Dayang Sumbi mau dijadikan istri, tetapi sebaliknya jika gagal maka pernikahan itu akan dibatalkan. Syarat yang pertama Dayang Sumbi ingin supaya sungai Citarum dibendung. Dan yang kedua adalah, meminta Sangkuriang untuk membuat sampan yang sangat besar untuk menyeberang sungai. Kedua syarat itu harus diselesai sebelum fajar menyingsing.
            Sangkuriang menyanggupi kedua permintaan Dayang Sumbi tersebut, dan berjanji akan menyelesaikannya sebelum fajar menyingsing. Dengan kesaktian yang dimilikinya, Sangkuriang lalu mengerahkan teman-temannya dari bangsa jin untuk membantu menyelesaikan tugasnya tersebut. Diam-diam, Dayang Sumbi mengintip hasil kerja dari Sangkuriang. Betapa terkejutnya dia, karena Sangkuriang hampir menyelesaiklan semua syarat yang diberikan Dayang Sumbi sebelum fajar.
            Dayang Sumbi lalu meminta bantuan masyarakat sekitar untuk menggelar kain sutera berwarna merah di sebelah timur kota. Ketika melihat warna memerah di timur kota, Sangkuriang mengira kalau hari sudah menjelang pagi. Sangkuriang langsung menghentikan pekerjaannya dan merasa tidak dapat memenuhi syarat yang telah diajukan oleh Dayang Sumbi.
Dengan rasa jengkel dan kecewa, Sangkuriang lalu menjebol bendungan yang telah dibuatnya sendiri. Karena jebolnya bendungan itu, maka terjadilah banjir dan seluruh kota terendam air. Sangkuriang juga menendang sampan besar yang telah dibuatnya. Sampan itu melayang dan jatuh tertelungkup, lalu menjadi sebuah gunung yang bernama Tangkuban Perahu.

LEGENDA CANDI PRAMBANAN



Pada dahulu kala terdapat sebuah kerajaan besar yang bernama Prambanan. Rakyatnya hidup tenteran dan damai. Tetapi, apa yang terjadi kemudian? Kerajaan Prambanan diserang dan dijajah oleh negeri Pengging. Ketentraman Kerajaan Prambanan menjadi terusik. Para tentara tidak mampu menghadapi serangan pasukan Pengging. Akhirnya, kerajaan Prambanan dikuasai oleh Pengging, dan dipimpin oleh Bandung Bondowoso.
Bandung Bondowoso seorang yang suka memerintah dengan kejam. “Siapapun yang tidak menuruti perintahku, akan dijatuhi hukuman berat!”, ujar Bandung Bondowoso pada rakyatnya. Bandung Bondowoso adalah seorang yang sakti dan mempunyai pasukan jin. Tidak berapa lama berkuasa, Bandung Bondowoso suka mengamati gerak-gerik Loro Jonggrang, putri Raja Prambanan yang cantik jelita. “Cantik nian putri itu. Aku ingin dia menjadi permaisuriku,” pikir Bandung Bondowoso.
Esok harinya, Bondowoso mendekati Loro Jonggrang. “Kamu cantik sekali, maukah kau menjadi permaisuriku ?”, Tanya Bandung Bondowoso kepada Loro Jonggrang. Loro Jonggrang tersentak, mendengar pertanyaan Bondowoso. “Laki-laki ini lancang sekali, belum kenal denganku langsung menginginkanku menjadi permaisurinya”, ujar Loro Jongrang dalam hati. “Apa yang harus aku lakukan ?”. Loro Jonggrang menjadi kebingungan. Pikirannya berputar-putar. Jika ia menolak, maka Bandung Bondowoso akan marah besar dan membahayakan keluarganya serta rakyat Prambanan. Untuk mengiyakannya pun tidak mungkin, karena Loro Jonggrang memang tidak suka dengan Bandung Bondowoso.
“Bagaimana, Loro Jonggrang ?” desak Bondowoso. Akhirnya Loro Jonggrang mendapatkan ide. “Saya bersedia menjadi istri Tuan, tetapi ada syaratnya,” Katanya. “Apa syaratnya? Ingin harta yang berlimpah? Atau Istana yang megah?”. “Bukan itu, tuanku, kata Loro Jonggrang. Saya minta dibuatkan candi, jumlahnya harus seribu buah. “Seribu buah?” teriak Bondowoso. “Ya, dan candi itu harus selesai dalam waktu semalam.” Bandung Bondowoso menatap Loro Jonggrang, bibirnya bergetar menahan amarah. Sejak saat itu Bandung Bondowoso berpikir bagaimana caranya membuat 1000 candi. Akhirnya ia bertanya kepada penasehatnya. “Saya percaya tuanku bias membuat candi tersebut dengan bantuan Jin!”, kata penasehat. “Ya, benar juga usulmu, siapkan peralatan yang kubutuhkan!”
Setelah perlengkapan di siapkan. Bandung Bondowoso berdiri di depan altar batu. Kedua lengannya dibentangkan lebar-lebar. “Pasukan jin, Bantulah aku!” teriaknya dengan suara menggelegar. Tak lama kemudian, langit menjadi gelap. Angin menderu-deru. Sesaat kemudian, pasukan jin sudah mengerumuni Bandung Bondowoso. “Apa yang harus kami lakukan Tuan ?”, tanya pemimpin jin. “Bantu aku membangun seribu candi,” pinta Bandung Bondowoso. Para jin segera bergerak ke sana kemari, melaksanakan tugas masing-masing. Dalam waktu singkat bangunan candi sudah tersusun hampir mencapai seribu buah.
Sementara itu, diam-diam Loro Jonggrang mengamati dari kejauhan. Ia cemas, mengetahui Bondowoso dibantu oleh pasukan jin. “Wah, bagaimana ini?”, ujar Loro Jonggrang dalam hati. Ia mencari akal. Para dayang kerajaan disuruhnya berkumpul dan ditugaskan mengumpulkan jerami. “Cepat bakar semua jerami itu!” perintah Loro Jonggrang. Sebagian dayang lainnya disuruhnya menumbuk lesung. Dung… dung…dung! Semburat warna merah memancar ke langit dengan diiringi suara hiruk pikuk, sehingga mirip seperti fajar yang menyingsing.
Pasukan jin mengira fajar sudah menyingsing. “Wah, matahari akan terbit!” seru jin. “Kita harus segera pergi sebelum tubuh kita dihanguskan matahari,” sambung jin yang lain. Para jin tersebut berhamburan pergi meninggalkan tempat itu. Bandung Bondowoso sempat heran melihat kepanikan pasukan jin.
Paginya, Bandung Bondowoso mengajak Loro Jonggrang ke tempat candi. “Candi yang kau minta sudah berdiri!”. Loro Jonggrang segera menghitung jumlah candi itu. Ternyata jumlahnya hanya 999 buah!. “Jumlahnya kurang satu!” seru Loro Jonggrang. “Berarti tuan telah gagal memenuhi syarat yang saya ajukan”. Bandung Bondowoso terkejut mengetahui kekurangan itu. Ia menjadi sangat murka. “Tidak mungkin…”, kata Bondowoso sambil menatap tajam pada Loro Jonggrang. “Kalau begitu kau saja yang melengkapinya!” katanya sambil mengarahkan jarinya pada Loro Jonggrang. Ajaib! Loro Jonggrang langsung berubah menjadi patung batu. Sampai saat ini candi-candi tersebut masih ada dan disebut Candi Loro Jonggrang. Karena terletak di wilayah Prambanan, Jawa Tengah, Candi Loro Jonggrang dikenal sebagai Candi Prambanan